Entah berapa ribu cerita yang aku rangkai.
Bahkan sejak awal sudah ambigu.
Terlalu terpusat, atau mungkin memusat pada pucat pasinya
yang lalu.
Aku tau, kamu, tau dan kitaa? Semu..
Menjamu, lalu? Nah kan ambigu lagii.
Enyah sajaalah, aku bosan.
Tak banyak yang aku harapkan.
Selalu di reka – reka, padahal itu nyata.
Berat, iya kamu yang memberatkan langkahku untuk beranjak.
Mengapa? Masih saja kamu berlaga.
Aku bilang sudahlaah, tak guna jika terus menjamahnya. Iya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar